Enceng Gondok kurang dan Lebihnya


Akarnya rimpang, tingginya 30 – 50 cm. Daunnya lonjong runcing sedangkan bunganya berwarna ungu berbentuk seperti corong. Tangkai daunnya membengkak (baca: mengembung) seperti bulatan seperti gondok di leher, itulah sebabnya tumbuhan ini disebut enceng gondok. Ya, enceng gondok adalah tanaman yang dapat tumbuh baik dan cepat berbiak di daratan rendah ataupun tinggi.

Sebagai tumbuhan air, enceng gondok yang punya nama latin Eichornia Crassipes ini tumbuh di sungai, rawa-rawa, aliran danau, empang, kolam dan tempat-tempat lain yang memiliki air yang cukup banyak. Enceng gondok sering mengakibatkan cepatnya perairan menjadi dangkal, karena timbunan kotoran atau lumpur tidak dapat mengalir.

Tumbuhan ini berbiak dengan biji, dalam satu musim, satu tumbuhan dapat menghasilkan 500 biji yang dapat bertahan dalam lumpur selama 7 tahun dan selama itu tumbuhan masih bisa tumbuh. Tumbuhan muda sangat mudah berpindah karena mengikuti aliran air atau bijinya tertiup angin.

Enceng gondok yang pada umumnya dianggap merugikan ini, sebenarnya bisa digunakan sebagai bahan pembuatan gas bio. Di universitas Padjajaran Bandung pernah membuat suatu percobaan dengan bantuan bakteri metan, 1 kg enceng gondok bisa menghasilkan 273 – 460 liter gas bio. Gas bio bisa digunakan sebagai bahan balar pengganti minyak bumi maupun kayu bakar. Jadi bisa digunakan untuk keperluan memasak atau pembakaran-pembakaran dalam rumah tangga.

Sedikit tentang enceng gondok, semoga bermanfaat dan ...

Salam Kebersamaan...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar